A. Definisi Komunikasi Kelompok
Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya, Humen
communication, A Revisian of Approaching Speech / Communication, yang telah
disadur oleh Sasa Djuarsa, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai
“interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau
tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau
pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik
pribadi anggota lainnya dengan akurat.[1]
Sementara Onong mengartikan komunikasi kelompok adalah komunikasi
antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk
kelompok.[2]
Dan menurut Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson, komunikasi kelompok adalah
suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitikberatkan
perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku
individu dalam diskusi kelompok tatap mukakecil.[3]
Dari definisi di atas paling tidak terdapat empat elemen, yaitu:
1.
Interaksi tatap muka, yang mengandung makna bahwa setiap anggota
kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus
mengatur umpan baik secara verbal maupun secara non verbal dari setiap anggotanya.
2.
Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi.
3.
Maksud dan tujuan yang dikehendaki.
4.
Kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi
anggota lainnya secara akurat.
Komunikasi Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang
berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama
lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy
Mulyana, 2005).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa
orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi
dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok
sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan
yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan
masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi
anggota-anggota yang lain secara tepat.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149)
menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap
muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau
sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain.
Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi
kelompok sebagai berikut:
1.
Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2.
Kelompok
memiliki sedikit partisipan;
3.
Kelompok
bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4.
Kelompok
membagi tujuan atau sasaran bersama;
5.
Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
Komunikasi kelompok disini adalah sekumpulan orang yang bisa
berjumlah sedikit atau juga yang berjumlah besar. Hanya saja jumlah kelompok
itu tidak dapat ditentukan secara eksak, berapa jumlah orang yang termasuk
dalam small group atau beberapa orang yang termasuk dalam large group.
B. Karakteristik Komunikasi Kelompok
Dalam pelaksanaan komunikasi kelompok biasanya agak lebih rumit
dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi, karena ada beberapa
karakteristiknya, yang antara lain:
1.
Komunikasi kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaanya
direncanakan terlebih dahulu, sesuai dengan komponen-komponinya.
2.
Komunikasi kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang tergabung
dalam kelompok mempunyai peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam
mencapai tujuan.
3.
Komunikasi kelompok terlembagakan, dalam arti ada aturan mainya.
4.
Komuikator dalam kelompok ini, haruslah:
a.
Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah
dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara simultan.
b.
Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk
mengorganisir pengamatan.
Untuk lebih jelasnya, karakteristik komunikasi kelompok adalah:
1.
Langsung dan tatap muka.
2.
Lebih terstuktur.
3.
Formal/rasional.
4.
Dilakukan sengaja
5.
Para peserta lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka
masing-masing.
Ada dua karakteristik pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.
Ada tiga katagori norma kelompok, yaitu:
Ada tiga katagori norma kelompok, yaitu:
1. Norma Sosial
2. Norma
Prosedural
3. Norma Tugas
Norma-Norma yang Diharapkan dalam Suatu Kelompok.
SOSIAL
|
PROSEDURAL
|
TUGAS
|
Mendiskusikanpersoalan
yang tidak kontroversial
|
Memperkenalkan
anggota
kelompok
|
Mengkritik
ide bukan
orangnya
|
Jagan datang
terlambat
|
Jangan
meninggalkan
pertemuan
tanpa sebab
|
Jangan
memaksakan
gagasan kita
dalam
kelompok
|
Jangan tidak
hadir tanpa alasan yang jelas
|
Jangan
memonopoli
percakapan
|
Jangan
berkata kasar jika tidak setuju
|
Jika norma diberi batasan sebagai ukuran yang dapat diterima, maka peran merupakan pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok. Ada dua fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan
Peran Fungsional dari Anggota Kelompok
FUNGSI
TUGAS
|
FUNGSI
PEMELIHARAAN
|
Pemberi
informasi
Pemberi
Pendapat
Pencari
Informasi
Pemberi
Aturan
|
Pendorong
Partisipasi
Penyelaras
Penurun
Keterangan
Penengah
Persoalan Pribadi
|
C. Fungsi Komunikasi Kelompok
Fungsi komunikasi kelompok yang akan dimamfaatkan untuk
kepentingan, masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri sebagai
berikut:
1.Fungsi hubungan sosial, yaitu bagiamanansuatu kelompok mamapu
memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya, seperti
bagaimana suattu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya
untum melakukan aktivtitas yang informal, santai dan menghibur.
2. Fungsi pendidikan,
yaitu bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk
mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.
3. Fungsi persuasi, yaitu
seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya sipaya melakukan
atau tidak melakukan sesuatu.
4. Fungsi pemecahan masalah
dab pembuatan keputusan, yaitu dengan cara menemukan alternative atau solusi
yang tidak di ketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan, berhubungan
dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah
menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.
5. Fungsi terapi, yaitu
membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.
tentunya individu
tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainya guna mendapatkan
manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu
kelompok mencari consensus. Contohya: konsultasi perkawinan, kelompok penderita
narkoba, kelompok perokok dan lain lain.[4]
D. Bentuk-bentuk Komunikasi Kelompok
Komunikasikelompokdapat di
klasifikasikankedalamduamacam, yaitu:
1. Kelompok kecil (Micro group).
2. Komunikasi kelompok besar (macro group).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar