Jumat, 24 Mei 2013

Ilmu Komunikasi

A.    Definisi Komunikasi Kelompok

Michael Burgoon dan Michael Ruffner dalam bukunya, Humen communication, A Revisian of Approaching Speech / Communication, yang telah disadur oleh Sasa Djuarsa, memberi batasan komunikasi kelompok sebagai “interaksi tatap muka dari tiga atau lebih individu guna memperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.[1]
Sementara Onong mengartikan komunikasi kelompok adalah komunikasi antara seseorang dengan sejumlah orang yang berkumpul bersama-sama dalam bentuk kelompok.[2] Dan menurut Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson, komunikasi kelompok adalah suatu bidang studi, penelitian dan terapan yang tidak menitikberatkan perhatiannya pada proses kelompok secara umum, tetapi pada tingkah laku individu dalam diskusi kelompok tatap mukakecil.[3]
Dari definisi di atas paling tidak terdapat empat elemen, yaitu:
1.      Interaksi tatap muka, yang mengandung makna bahwa setiap anggota kelompok harus dapat melihat dan mendengar anggota lainnya dan juga harus mengatur umpan baik secara verbal maupun secara non verbal dari setiap anggotanya.
2.      Jumlah partisipan yang terlibat dalam interaksi.
3.      Maksud dan tujuan yang dikehendaki.
4.      Kemampuan anggota untuk dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya secara akurat.
Komunikasi Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut (Deddy Mulyana, 2005).
Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984).
Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota-anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat.
Dan B. Curtis, James J.Floyd, dan Jerril L. Winsor (2005, h. 149) menyatakan komunikasi kelompok terjani ketika tiga orang atau lebih bertatap muka, biasanya di bawah pengarahan seorang pemimpin untuk mencapai tujuan atau sasaran bersama dan mempengaruhi satu sama lain.
Lebih mendalam ketiga ilmuwan tersebut menjabarkan sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:
1.      Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;
2.      Kelompok memiliki sedikit partisipan;
3.      Kelompok bekerja di bawah arahan seseorang pemimpin;
4.      Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;
5.      Anggota kelompok memiliki pengaruh atas satu sama lain.
Komunikasi kelompok disini adalah sekumpulan orang yang bisa berjumlah sedikit atau juga yang berjumlah besar. Hanya saja jumlah kelompok itu tidak dapat ditentukan secara eksak, berapa jumlah orang yang termasuk dalam small group atau beberapa orang yang termasuk dalam large group.

B.     Karakteristik Komunikasi Kelompok

Dalam pelaksanaan komunikasi kelompok biasanya agak lebih rumit dibandingkan dengan komunikasi antar pribadi, karena ada beberapa karakteristiknya, yang antara lain:
1.      Komunikasi kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaanya direncanakan terlebih dahulu, sesuai dengan komponen-komponinya.
2.      Komunikasi kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang tergabung dalam kelompok mempunyai peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan.
3.      Komunikasi kelompok terlembagakan, dalam arti ada aturan mainya.
4.      Komuikator dalam kelompok ini, haruslah:
a.       Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara simultan.
b.      Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk mengorganisir pengamatan.
Untuk lebih jelasnya, karakteristik komunikasi kelompok adalah:
1.      Langsung dan tatap muka.
2.      Lebih terstuktur.
3.      Formal/rasional.
4.      Dilakukan sengaja
5.      Para peserta lebih sadar akan peranan dan tanggung jawab mereka masing-masing.
Ada dua karakteristik pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran.
Ada tiga katagori norma kelompok, yaitu:
1.      Norma Sosial
2.      Norma Prosedural
3.      Norma Tugas
Norma-Norma yang Diharapkan dalam Suatu Kelompok.
SOSIAL
PROSEDURAL
TUGAS
Mendiskusikanpersoalan yang tidak kontroversial
Memperkenalkan anggota
kelompok
Mengkritik ide bukan
orangnya
Jagan datang terlambat
Jangan meninggalkan
pertemuan tanpa sebab
Jangan memaksakan
gagasan kita dalam
kelompok
Jangan tidak hadir tanpa alasan yang jelas
Jangan memonopoli
percakapan
Jangan berkata kasar jika tidak setuju

            Jika norma diberi batasan sebagai ukuran yang dapat diterima, maka peran merupakan pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok. Ada dua fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan
Peran Fungsional dari Anggota Kelompok
FUNGSI TUGAS
FUNGSI PEMELIHARAAN
Pemberi informasi
Pemberi Pendapat
Pencari Informasi
Pemberi Aturan
Pendorong Partisipasi
Penyelaras
Penurun Keterangan
Penengah Persoalan Pribadi

C.    Fungsi Komunikasi Kelompok

Fungsi komunikasi kelompok yang akan dimamfaatkan untuk kepentingan, masyarakat, kelompok dan para anggota kelompok itu sendiri sebagai berikut:
1.Fungsi hubungan sosial, yaitu bagiamanansuatu kelompok mamapu memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya, seperti bagaimana suattu kelompok secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untum melakukan aktivtitas yang informal, santai dan menghibur.
2.     Fungsi pendidikan, yaitu bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan mempertukarkan pengetahuan.
3.    Fungsi persuasi, yaitu seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya sipaya melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
4.    Fungsi pemecahan masalah dab pembuatan keputusan, yaitu dengan cara menemukan alternative atau solusi yang tidak di ketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan, berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi, pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan.
5.   Fungsi terapi, yaitu membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.
       tentunya individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencari consensus. Contohya: konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkoba, kelompok perokok dan lain lain.[4]

D.    Bentuk-bentuk Komunikasi Kelompok

Komunikasikelompokdapat di klasifikasikankedalamduamacam, yaitu:
1.      Kelompok kecil (Micro group).
2.      Komunikasi kelompok besar (macro group).


[1] S. Djuarsa
[2] Onong U. Effendy, Bandung Alumni, 1981 hal. 55.
[3] Alvin A. Goldberg dan Carl E. Larson, (Jakarta, UI Pres, 1985) Hal.6
[4] S. Djuarsa Sendjaja, hal. 39.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar